Adapun Resiko dan Dampak Buruk dari Operasi Sesar banyak yang menyepelekan hal tersebut, karena wanita lebih banyak memilih sesar untuk kemudahan saat melahirkan. Baiklah, lihat saja apa-apa saja Resiko dan Dampak Buruk dari Operasi Sesar berikut ini:
Resiko Operasi Sesar bagi Ibu
Operasi caesar yang gagal dapat mengakibatkan berisiko kematian pada ibu. Di AS, tingkat kematian pada caesar atas kemauan sendiri adalah 5,9 per 100.000 kelahiran, dibandingkan 2,1 pada persalinan normal. Masa pemulihan yang lebih lama, bisa sampai 6 minggu atau lebih. Risiko infeksi pasca pembedahan yang berkisar antara 2-15%. Infeksi terutama pada saluran kencing dan lebih sering terjadi pada ibu yang kegemukan. Frekuensi peredarahan yang lebih tinggi. Mengalami masalah pada plasenta, ruptur kandungan dan pertumbuhan janin di luar rahim (ectopic) pada kehamilan berikutnya. Penundaan pemberian ASI dan jalinan hubungan emosi ibu-anak karena adanya luka operasi dan pengaruh obat bius. Bayi hasil operasi caesar biasanya langsung ditempatkan di ruang observasi.
Terlepas dari banyaknya permintaan untuk persalinan caesar, sebenarnya prosedur ini memiliki risiko yang cukup tinggi. Persalinan caesar memiliki risiko kematian ibu 3 kali lebih besar dibandingkan persalinan normal. Angka kematian langsung akibat persalinan caesar adalah 5,8 dari setiap seratus ribu persalinan.
Selain itu, anggapan bahwa melahirkan normal jauh lebih sakit dibandingkan melahirkan caesar juga tidak sepenuhnya benar. Persalinan dengan bedah caesar memiliki angka kesakitan sekitar 27,3 persen lebih tinggi dibandingkan persalinan normal. Peningkatan risiko akibat persalinan caesar adalah:
Kemungkinan 5 kali lebih besar untuk mengalami henti jantung.
Kemungkinan 3 kali lebih besar untuk dilakukan pengangkatan rahim atau histerektomi karena terjadi pendarahan sebagai komplikasi persalinan caesar.
Kemungkinan 3 kali lebih besar untuk mengalami infeksi masa nifas.
Kemungkinan 2 kali lebih besar untuk mengalami sumbatan pembuluh darah.
Resiko Operasi Sesar bagi Bayi
Persalinan caesar ternyata tidak hanya memengaruhi kondisi ibu, tapi juga bayi yang dilahirkan. Risiko kematian bayi, risiko gangguan pernafasan bayi, risiko gangguan otak bayi dan risiko trauma bayi menjadi 3,5 kali lebih besar dibandingkan persalinan normal.
Bahkan ketika bayi Anda yang dilahirkan caesar tidak mengalami masalah di atas, persalinan caesar memiliki dampak cukup besar terhadap daya tahan tubuh anak. Prof. Patricia Lynne Conway, Adjunct Associate Professor, School of Biotechnology and Biomolecular Science di The University of New South Wales mengatakan bahwa berbagai penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan komposisi mikrobiota saluran cerna pada bayi yang dilahirkan secara caesar dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan normal. Padahal mikrobiota memiliki peranan penting dalam pematangan sistem daya tahan tubuh bayi, khususnya dalam membentuk toleransi oral (mulut) dan mengurangi risiko alergi. Ini bisa memengaruhi daya tahan tubuh bayi karena meski sistem imunitas usus telah matang pada bayi yang lahir cukup bulan, namun fungsi perlindungan ususnya memerlukan rangsangan kolonisasi bakteri pada awal kehidupan bayi.
Bayi lahir caesar membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan bayi yang lahir normal. “Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi-bayi yang lahir caesar memiliki waktu pembentukan mikrobiota saluran cerna yang tertunda serta memiliki risiko lebih tinggi akan berbagai jenis penyakit,” ujar Prof. Conway.
Bayi hasil caesar berpeluang lebih tinggi mengalami gangguan pernafasan (neonatal respiratory distress). Risiko mengidap asma juga lebih besar pada bayi hasil caesar. Risiko bayi terkena pisau bedah. Risiko kelahiran prematur. Seringkali, sulit untuk menghitung umur bayi yang sebenarnya. Bila bayi ternyata masih berumur di bawah 36 bulan maka akan ada risiko karena kelahiran prematur, seperti masalah pernafasan, suhu tubuh dan pencernaan.
0 Komentar