Ramalan Jayabaya

September 25, 2012

Ramalan Jayabaya
Inilah Ramalan dan Prediksi Mengerikan

Tentang Indonesia - Ramalan Jayabaya dalam periode Akhir tersebut cukup
akurat dalam meramalkan bangkit dan

runtuhnya kerajaan-kerajaan Jawa
(Indonesia), naik-turunnya para Raja-
raja dan Ratu-ratunya tau
Pemimpinnya, yang terbagi dalam tiap seratus tahun sejarah, yaitu Kala-jangga
(1401-1500 Masehi), Kala-sakti
(1501-1600 M), Kala-jaya (1601-1700 M),
Kala-bendu (1701-1800 M), Kala-suba
(1801-1900 M), Kala-sumbaga
(1901-2000), dan Kala-surasa (2001-2100 M). Munculnya Presiden Sukarno sebagai
Pemimpin Indonesia, Pendiri Republik
Indonesia dalam periode Kala-sumbaga
(1901-2000) diramalkan secara cukup
akurat. Beliau digambarkan sebagai
seorang Raja yang memakai kopiah warna hitam (kethu bengi), sudah tidak
memiliki ayah (yatim) dan bergelar
serba mulia (Pemimpin Besar Revolusi). Naik-turunnya Preside RI ke-2 Suharto
juga secara jelas diramalkan oleh Prabu
Jayabaya pada Bagian Akhir tembang
Jawa butir 11 sampai 16 sebagai berikut:
“Ana jalmo ngaku-aku dadi ratu duweala lan prajurit negara ambane saprowulan panganggone godhong
pring anom atenger kartikapaksi nyekel gegaman uleg wesi pandhereke padha
nyangklong once gineret kreta tanpa
turangga nanging kaobah asilake swara
gumerenggeng pindha tawon nung sing nglanglang Gatotkaca kembar sewu
sungsum iwak lodan munggah ing
dharatan. Tutupe warsa Jawa lu nga lu
(wolu / telu sanga wolu / telu) warsa
srani nga nem nem (sanga nenemnenem) alangan tutup kwali lumuten kinepung lumut seganten. Beliau muncul sebagai Pemimpin yang
didukug oleh Angkatan Bersenjata RI
(darat, udar dan laut), berlambang
Kartikapaksi, memakai topi baja hijau
(tutup kwali lumuten) pada tahun 1966.
Zaman pemerintahan Presiden Suharto (Orde Baru) berlangsung selama 30
tahun. Setelah lenyapnya kekuasaan tiga raja
tersebut diatas, Jayabaya meramalka
datangnya seorang Pemimpin baru dari
negeri seberang, yaitu dari Nusa Srenggi
(Sulawesi), ialah Presiden BJ Habibie. Ramalan Jayabaya bagi Indonesi
setelah tahun 2001 Indonesia akan
menjadi sebuah negeri yang aman,
makmur, adil dan sejahtera sebagai akhir
dari Ramalan Jayabaya (Kala-surasa,
2001-2100 M), zaman yang tidak menentu (Kalabendu) berganti dengan
zaman yng penuh kemuliaan, sehingga
seluruh dunia menaruh hormat. Akan
muncul seorang Satriya Piningit sebagai
Pemimpin baru Indonesia dengan ciri-ciri
sudah tidak punya ayah-ibu, namun telah lulus Weda Jawa, bersenjatakan
Trisula yang ketiga ujungnya sangat
tajam, sbb: Di zaman modern abad ke-21 saat ini
dengan berbagai persenjataan modern
dan alat tempur yang canggih, mulai
dari senjata nuklir, roket, peluru kendali,
dan lain-lainnya, maka senjata Trisula
Weda mungkin bukanlah senjata dalam arti harafiah, tetapi adalah senjata
dalam arti kiasan, tiga kekuatan yang
mebuat seorang Pemimpin disegani
segenap Rakyatnya. Bisa saja itu adalah
tiga sifaat-sifat sang Pemimpin, seperti:
Benar, Lurus, Jujur (bener, jejeg, jujur) seperti yang diungkapkan dalam
tembang-tembang Ramalan Jayabaya. Demikian pula tentang sosok sang
Pemimpin yang digambarkan sebagai Satriya Piningit, bukanlah seseorang yang tiba-tiba muncul, tetapi Ia adalah seorang Pemimpin Indonesia yang sifatnya tidak mau menonjolkan diri, tetapi Ia bekerja tanpa pamrih,
menyumbangkan tenaga dan pikirannya bagi kemajuan bangsa dan negara. Sudah ada langkah-langkahnya yang
nyata yang dapat ditelusuri dalam
kehidupannya sehari-hari. Bisa saja Ia akan terpilih dalam Pilpres 2014, atau
mungkin juga dalam periode
Kepemimpinan Indonesia pada periode
berikutnya untuk mengantarkan
Indonesia kepada Cita-cita para Pendiri
Bangsa sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, yaitu negeri yang
aman, makmur, adil dan sejahtera bagi
segenap Rakyat Indonesia.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar